Suami istri itu sepakat: jika menikah nanti, inginnya punya anak
setahun kemudian, tidak langsung. Meskipun mereka juga tidak ingin
mengonsumsi pil KB atau suntik, karena khawatir kebablasan, seperti
banyak cerita pasangan yang akhirnya tak kunjung punya anak gara-gara
itu.
Namun, sekian bulan kemudian, keinginan punya anak itu muncul. Entahlah,
perasaan keduanya agak hambar jika menikah tak segera menimang anak.
Ada saja yang bertanya, sudah hamil apa belum? Kapan punya anak? Dan
seterusnya. Tak hanya mereka, orang tua dan eyang juga ditanyai hal
serupa oleh tetangga dan saudara.
Seperjalanan waktu kemudian, pasangan suami istri ini terlibat konflik
dengan kedua orang tuanya. Awalnya konflik itu terjadi antara adik dan
ibunya, tapi lama-kelamaan merembet kemana-mana. Tahu-tahu keduanya ikut
terlibat, dan justru konflik itu kian parah antara mereka dan kedua
orangtuanya, khususnya ibu. Dan akibat konflik itu, pasangan suami istri
yang baru saja menikah ini, sampai pergi meninggalkan rumah dan tinggal
di rumah nenek.
Saat itulah muncul kabar gembira, si istri hamil. Sebenarnya, mendengar
anaknya hamil, sang ibu bahagia bukan kepalang, karena ia akan segera
menimang cucu pertama. Tapi akibat konflik diantara keduanya,
kebahagiaan itu terkubur begitu saja. Dan dengan kuasa Allah, kehamilan
itu akhirnya mengalami keguguran. Menurut dokter, hal ini karena
kelelahan dan si istri terlalu banyak fikiran.
Mereka akhirnya menyadari, hal itu mungkin karena keinginan atau doa
mereka. Yakni tak ingin langsung punya anak, tapi menunggu setahun
setelah menikah. Sehingga, saat akhirnya ingin punya anak, Allah beri
tapi segera diambil kembali. Hal itu sesuai dengan doa mereka semula.
Yang kedua, barangkali ini juga akibat dari ibu yang tidak ridha.
Konflik yang terjadi antara anak dan ibu, pasti si anak yang kena
getahnya. Terlepas siapapun yang salah, anak harus mengalah dan tak
menimbulkan kebencian dan kemarahan ibu. Barangkali karena marahnya ibu,
sehingga tanpa sadar ia berharap sesuatu tidak baik terjadi pada
anaknya. Dan Allah mengabulkan doa itu, bayi yang sudah di depan mata
itu di ambil kembali oleh Allah.
Maka hati-hatilah dengan keinginan dan doa anda. Allah senantiasa
memperhatikan dan berkenan menjawab doa anda, karena Allah Maha
Mengabulkan. Maka berdoalah yang baik, juga berkeinginanlah yang baik.
Selain itu, jagalah hubungan dengan kedua orangtua, terutama ibu. Karena
doa ibu pasti terkabul, dan ridha Allah tergantung pada ridha kedua
orang tua.
Perbaiki hubungan dengan orang tua, bahagiakan mereka. Insyaallah kita akan dibahagiakan oleh Allah. Wallahu a’lam.
Copas dari http://jamilazzaini.com/hati-hati-dengan-doa/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment