Pemilihan Umum (Pemilu) tidak lama
lagi akan dilaksanakan, Pesta demokrasi rakyat lima tahunan ini semakin
dirasakan keberadaannya. Dari program dan topik di berbagai media massa maupun
media elektronik hingga obrolan di kedai kopi semuanya tidak lepas dari
membicarakan pesta demokrasi ini.
Gegap gempita itu juga dirasakan
oleh para Warga Negara Indonesia di Malaysia yang mayoritasnya adalah Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) selain para pelajar dan ekspatriat. WNI di Malaysia
merupakan 53 % dari 2,010,290 Daftar Pemilih Tetap Pemilih Luar Negeri (DPTLN)
atau 1,059,219 suara.
Dan berdasarkan Panitia Pemilihan
Luar Negeri (PPLN) perwakilan Malaysia, 1,059,219 suara tersebut datangnya dari
:
- PPLN Kuala Lumpur (402,537) suara atau 38%
- PPLN Johor Baru ( 326,656) atau 31 %
- PPLN Kota Kinabalu (144,901) atau 14%
- PPLN Kuching (98,540) atau 9%
- PPLN Tawau ( 44, 288) atau 4%
- PPLN Penang (42,297) atau 4%
Maka dari itu ,
keberadaan suara WNI di Malaysia tersebut merupakan sebuah potensi yang dilirik
oleh investor politik seperti para Calon Legislatif (Caleg) dan para Calon
Presiden (Capres). Tahukan Anda !! Bahwa dari angka-angka tersebut adalah suara
para TKI.
TKI dan Pemilihan Umum
(Pemilu)
Hampir 45 % pekerja
asing dari 1,8 juta yang ada di Malaysia adalah pekerja asing asal Indonesia
atau sekitar 800 ribuan. Jumlah tersebut adalah tenaga kerja yang resmi atau
berdokumen. Sedangkan jumlah TKI ilegal diasumsikan melebihi jumlah TKI legal.
Sedangkan TKI Ilegal yang mempunyai pasport Indonesia mempunyai hak yang
sama dalam pesta demokrasi ini.
TKI di Malaysia bekerja
di berbagai sektor dan peluang pekerjaan. Mulai dari sektor
konstruksi/bangunan, Cleaning service, perpabrikan, perkebunan
hingga sektor pembantu rumah. Yang pastinya hambatan dan kendala yang dialami
per sektor ini berlainan.
Misalnya sektor
konstruksi yang tidak mempunyai alamat yang pasti serta tidak pastinya jadwal
libur mereka. Atau sektor pembantu rumah yang tidak mendapat kerjasama dari
pihak majikan tentunya suatu hambatan dan kendala yang harus di tempuh oleh
PPLN dan KPPSLN.
Bayangkan !! hanya 20%
WNI di Malaysia yang ikut andil dalam pemilu 2009 baik yang melalui Tempat
Pemungutan Suara (TPS), Dropping Box atau via pos. Dimanakah
letak kesalahan tersebut dan hambatan-hambatan apakah yang mempengaruhi semua
itu.
Hambatan -hambatan dan
kendala yang menyebabkan para TKI kurang ikut andil di dalam PEMILU adalah
sebagai berikut :
- Kurangnya kesadaran Politik, Kesadaran politik di antara para TKI masih rendah dan
faktor pendidikan yang umumnya Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah juga
mempengaruhinya. Sehingga mereka beranggapan partisipasi dan peran
serta mereka dalam pemilu tidak membawa perubahan terhadap kehidupan serta
nasibnya.
- Pendataan Pemerintah tentang pendaftaran pemilih kurang
intensif, Pemerintah melalaui PPLN hanya
menggunakan pendaftaran online dan pendaftaran secara langsung di berbagai
titik-titik tertentu. Sedangkan fakta dilapangan, sektor cleaning
service , pembantu rumah, konstruksi, restoran dan perkebunan
banyak yang tidak terjangkau.
Walaupun sudah di publikasikan melalui media sosial, media massa serta SMS Blast (kerjasama dengan operator Telekomunikasi Malaysia), namun tahap penerimaan pesan dan informasi para TKI masih rendah. Dan ini harus dijadikan PR untuk perbaikan kedepannya nanti.
- Ketidakpercayaan terhadap para caleg yang mewakilinya, Umumnya mereka tidak tahu siapa yang akan dipilih dan
mengapa memilihnya.Mereka hanya berpedoman pada pada sesebuah partai yang
diikuti sejak dari kampung halamannya lagi.
Banyak sebagian dari mereka beranggapan, suara-suara mereka hanya di eksploitasi belaka. Mereka di dekati hanya menjelang pemilu saja, namun setelah itu bau parfum dan senyumannya tidak terlihat lagi.
- Merasa tidak terwakili oleh Dapil DKI Jakata II, Dengan sistem pemilu Caleg sekarang, Bagaimana
seandainya yang terpilih nanti dalam dapil Jakarta II bukan orang yang
peduli dengan nasib TKI ? Apakah suara-suara TKI akan diwakilkan pada
siapa ?
Untuk kedepannya nanti, sudah seharusnya Dapil DKI Jakarta II harus dipisahkan dengan suara-suara dari luar negeri. Sehingga suara-suara WNI di luar negeri dengan aneka masalahnya merasa terwakili.
- Faktor tempat dan susahnya mendapat libur kerja dari
majikan masih menjadi kendala dari pemilu ke pemilu.
Marilah kita selami apa
yang menjadikan para TKI kurang ikut andil dalam pesta demokrasi ini. saya
harapkan pemerintah memperhaluasi hambatan-hambatan ini untuk perbaikan
kedepannya nanti. Jangan lupa pemilihan umum Caleg untuk WNI di Malaysia adalah
tanggal 6 April 2014 bertepatan dengan hari Minggu.
Marilah gunakan hak anda untuk memilih dengan datang ke TPS terdekat untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kita. Suara kita jangan dibiarkan hilang percuma dan niatkan semoga suara kita memberikan perubahan positif terhadap perjalanan bangsa kita yaitu Indonesia
Salam sejahterah untuk kita semua...saya ingin berbagi cerita kepada teman-teman yang susa masalah ekonomi, bahwa dahulunya saya TKI di singapura yang terlantar buat makan saja susa. Alhamdulillah setelah aku hubungi MBAH DUIHANTORO saya bisa pulang kampung dan memulai hidup yang baru,, ini semua berkat bantuan MBAH DUIHANTORO. karna dia membantu saya melalui uang ghaib 150jt.syukur alhamdulillah kini sekarang saya sudah buka usaha sendiri, saya ucapkan banyak terima kasih kepada MBAH DUIHANTORO,, tanpa bantuan MBAH saya tidak bisa seperti sekarang ini, bagi teman-teman di indonesia maupun yang terlantar di luar negeri mau mengubah nasip seperti saya silahkan hubungi MBAH DUIHANTORO di nomor: 0852 9846 3149.karna MBAH DUIHANTORO dengan senan hati membantu memperbaiki nasip anda. karna kesempatan tidak akan datang kedua kali.. terima kasih.
ReplyDelete