Berita ini berasal dari majalah
berbahasa jawa “Penjebar Semangat” yang terbit pada 4 Oktober 1976
dengan tagline “Tindake Pak Harto Nylamur Kawulo Awur Kawulo”. Dalam
bahasa Indonesia, kurang lebih artinya ” Presiden Suharto Menyamar
Menemui Rakyat”. Berikut ini adalah gambar halaman depan majalah
Penyebar Semangat.
Perjalanan menyamar (incognito)
Presiden Suharto ini dilakukan tanggal 17-21 November 1976 ke beberapa
daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perjalanan
menggunakan kendaraan darat tanpa diiringi para pejabat pemerintah,
hanya sekelompok kecil pengawal dan staf. Rombongan kecil tersebut
meninggalkan Jakarta menggunakan jeep. Pak Harto hanya didampingi Dan
Satgas Pomad Kol. Munawar, ajudan Presiden Kol. Tri Sutrisno, dokter
Kol. Mardjono dan Kepala Dokumentasi dan Mass Media Drs. Dwipojono.
Masuk Pasar
Dibawah ini adalah gambar Presiden
Suharto saat masuk ke sebuah pasar di daerah Banyumas, Jawa Tengah.
Presiden Suharto berdialog langsung dengan pedagang di pasar. Anggota
rombongan tidak ada yang memperkenalkan identitas Presiden Suharto
sesungguhnya. Pada waktu itu, para pedagang tidak tau jika mereka sedang
berbicara dengan seorang Presiden. Karena penampilan Presiden Suharto
memakai topi dan baju batik, mereka menyangka beliau adalah seorang
mantri pasar. Dari kunjungan ini beliau mendapat gambaran harga
kebutuhan pokok rakyat.
Di Sawah
Di kabupaten Purwakarta, Pak Harto
singgah dua kali, wawancara dengan petani-petani yang sedang menggarap
sawah. Dari wawancara itu beliau mendapat keterangan langsung dari
petani seputar penggarapan tanah, pemakaian pupuk dan hal-hal yang
menjadi kesulitan para petani. Ketika singgah di sebuah Puskesmas,
beliau menanyakan kepada para perawat mengenai program keluarga
berencana dan pengelolaan Puskesmas. Setelah berkeliling seharian, Pak
Harto dan rombongan menginap di pendapa Kawedanan Banjar, Kabupaten
Ciamis. Sudah pasti kehadiran Kepala Negara yang mendadak itu membuat
kalang kabut para pejabat setempat, seperti Camat dan Wedana karena
tidak ada satu pun dari mereka yang diberi tahu mengenai rencana
kunjungan Presiden tersebut.
Di Sekolah Dasar
Pak Harto singgah di sebuah SD Inpres
untuk mengetahui secara langsung kondisi sekolah dan proses belajar
mengajar. Ada kejadian unik yaitu ketika beliau mengoreksi kesalahan
salah seorang guru ketika menyampaikan pelajaran, namun apa jawaban Pak
Guru tersebut? “Memang, ini untuk menguji tingkat keseriusan para
siswa dalam menerima pelajaran”.
Di Bank Rakyat
Di sebuah Bank Rakyat Indonesia unit
desa, Pak Harto menanyakan hal-hal seputar perkreditan untuk petani dan
besarnya tunggakan kredit yang belum lunas. Beliau juga memberikan
arahan langsung hal-hal teknis kepada pimpinan bank mengenai
penanggulangan kredit-kredit dari petani yang masih menunggak. Setelah
itu beliau menginap di kantor desa Sendangsari, 30 km sebelah utara
kota Yogyakarta untuk persiapan melanjutkan perjalanan berikutnya ke
Jawa Timur.
Meninjau Korban Banjir
Di Jawa Timur, Pak Harto menyinggahi
tempat penampungan pengungsi korban banjir di kecamatan Pasirian
kabupaten Lumajang. Beliau juga menengok dapur umum dan merasakan
masakan yang akan dikirim kepada para korban. Pak Harto juga memberikan
pidato sejenak untuk membesarkan hati para korban banjir yang sedang
kesusahan. Presiden juga menganjurkan kepada para korban untuk
bertransmigrasi ke luar Jawa, karena dengan bertransmigrasi akan lebih
menyejahterakan para petani sebab lahan pertanian lebih luas daripada
di pulau Jawa. Seusai melaksanakan serangkaian perjalanan penyamaran
ini, rombongan menuju lapangan terbang Abdurachman Saleh, Malang untuk
kembali ke Jakarta.
Akhirnya ditengah perjalanan, Presiden
Suharto pun merasa lelah. Beliau duduk di tanah bersandarkan pagar yang
terbuat dari bambu.
Sumber omayib.com
Untuk mengetahui seberapa jauh suatu pemerintahan benar benar berhasil yaitu dng membandingkan jumlah utang yg dibuat plus kekayaan alam yg dikuras dng kenaikan penghasilan per kapita. Selanjutnya perlu juga membandingkan mentalitas anak bangsa sebelum dan sesudah pemerintahannya. Apakah meninggalkan kerusakan mental atau memperkuat mental bangsanya
ReplyDelete