Sindonews.com - Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
(PJTKI) ilegal dituding sebagai biang persoalan tenaga kerja Indonesia
(TKI). Sebagai sebuah perusahan jasa, PJTKI dinilai lebih mementingkan
pemenuhan permintaan dari agen penyalur jasa TKI.
Sehingga keterampilan TKI tidak sempat diberikan. Sehingga kerap menyebabkan sejumlah kasus ketika TKI berada di luar negeri.
Dari
catatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) tahun 2011-2012 baru menyelesaikan 4.577 kasus.
Jumlah tersebut belum termasuk permasalahan yang tidak terselesaikan.
Mulai dari masalah TKI overstayer, kekerasan fisik, masalah seksual yang
bahkan menelan korban jiwa.
"Masalah TKI muncul ketika mereka
dikirim tanpa dibekali keterampilan. Yang lebih parah adalah tidak
terpenuhinya syarat-syarat administatif untuk bekerja di luar negeri,"
kata Aktivis LSM Perempuan Merah Putih Enni Eryani, Kamis (5/12/2013).
Menurut
dia, permasalahan administratif sebagai awal masalah TKI yang berujung
pada masalah pengikut. Menurut Enni, selain kekerasan yang diterima oleh
para TKI, berubahnya orientasi kerja dari pekerja rumah tangga menjadi
pekerja seks adalah satu permasalahan baru yang hadir.
"Awalnya pelecahan seksual yang diterima oleh para pekerja membuat mereka kabur dari rumah tempat mereka bekerja," bebernya.
Para
pekerja yang kabur membentuk komunitas dan tinggal bersama. Pada
kondisi seperti itu, ketika ada tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan susahnya mendapat pekerjaan dengan status tenaga kerja yang tidak
jelas, akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja menjadi pekerja seks.
Enni
mengatakan banyak di antara TKI yang bekerja adalah anak-anak di bawah
umur. "Ketika mereka mendaftarkan diri kepada PJTKI illegal, PJTKI ini
memalsukan data mereka. Tujuannya agar syarat-syarat administratif dapat
diurus dengan mudah. Tapi pemalsuan data ini awal dari masalah-masalah
lainnya," kata Enni.
Menurut dia, kondisi ini sama saja dengan
perdagangan manusia. Berubahnya alur kerja TKI hingga menjadi pekerja
seks merupakan catatan buruk. Ini menunjukan selain lemahnya citra
Indonesia di mata dunia, ternyata perhatian pemerintah terhadap tenaga
kerja pun kurang.
Enni melihat masalah pemerkosaan hingga
melahirkan anak-anak majikan merupakan bentuk direndahkannya bangsa
Indonesia. "Kita itu seperti tidak punya kekuatan di luar sana,"
tandasnya.
Pengamat Hubungan Luar Negeri Indonesia Spesialisasi
Timur Tengah, Lathifa Manrina Al Anshori menambahkan, dirinya pernah
merasakan dan melihat bagaimana lemahnya citra Indonesia di negara
asing. Perlakuan mereka ketika melihat paspor Indonesia dan paspor dari
negara asing lain sangat berbeda.
Kebanyakan TKI yang bekerja di
luar, 40 persen bekerja di Timur Tengah. Sebagian dari TKI ini memiliki
permasalahan administratif. "Bahkan Hampir semua TKI yang berada di
Mesir merupakan TKI ilegal," ungkap Lathifa.
Untuk itu, kata
dia, diperlukan perubahan sistem dan kebijakan tenaga kerja Indonesia.
Lathifa melihat perlu ada perubahan yang masif untuk meningkatkan citra
Indonesia. "Kita harus cepat tanggap merespon semua permasalahan TKI,"
saran dia.
sumber berita http://nasional.sindonews.com/read/2013/12/05/15/813820/banyak-tki-jadi-pekerja-seks?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment