Kalau mendengar istilah Tenaga Kerja Indonesia / Wanita yang lebih sering disingkat sebagai TKI/w maka tentunya frase kata berikutnya yang teringat adalah pahlawan devisa. Benarkah TKI adalah para pahlawan devisa ?
Menurut Wikipedia, pengertian devisa adalah:

Devisa adalah semua barang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional.
Devisa terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris), emas, surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, dan lainnya.
Nah apa hubungannya pengertian di atas dengan para TKI/w.
TKI sendiri adalah definisi dari semua warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Baik itu mereka yang bekerja di sektor formal, profesional maupun non-formal. Istilah TKI/w juga mencakup istilah lain sejenis seperti: Buruh Migran Indonesia (BMI), Penata Laksana Rumah Tangga asal Indonesia (PLRT Indonesia) dan Sumber Daya Manusia Indonesia (SDMI).

Nah para TKI ini akan mendapat penghasilan sebagai kompensasi kerja mereka dalam bentuk mata uang asing yang lazim digunakan di negara yang bersangkutan bekerja.
Setelah dipotong segala pengeluaran dan biaya hidup di negeri seberang. Para TKI ini umumnya akan mengirimkan sebagian dari penghasilan mereka ke tanah air. Ada yang mengirim untuk membantu keluarga mereka. Ada juga yang memang mengalokasikan uang tersebut untuk tabungan mereka ketika nanti kembali lagi ke tanah air.

Ketika para TKI/w mengirimkan uang ke tanah air ini lah, terjadi sumbangan kepada devisa negara. Karena para TKI ini harus “membeli” Rupiah dengan menggunakan mata uang di mana mereka bekerja. Semakin banyaknya mata uang asing yang ditukarkan untuk sejumlah rupiah akan berakibat kepada dua hal:
  1. Bertambahnya simpanan mata uang asing di kas negara, dan mata uang asing adalah sumber devisa
  2. Kebutuhan terhadap rupiah meningkat, dan sesuai hukum “supply and demand”, nilai rupiah akan menguat dibanding mata uang asing.
Semakin banyak para TKI mengirimkan sebagian hasil kerja mereka ke tanah air, semakin besar pula kontribusi mereka kepada pertumbuhan devisa negara. Dan semakin besar pertumbuhan devisa negara, semakin besar pula tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Remitan yang dilakukan para TKI/w ini bahkan adalah sumber devisa kedua terbesar bagi Indonesia setelah devisa yang dihasilkan oleh sektor migas (sumber: Bank Indonesia).

Ironisnya, para TKI/w ini justru menjadi sasaran pungli liar dari para “oknum”  di agen dan intansi terkait. Dipersulit dengan aneka birokrasi yang aneh-aneh. Dibuat berdesak-desakan dan diasingkan dalam mendapatakan layanan publik. Dan menjadi cibiran di tanah air.

Semoga, ke depan, Indonesia menjadi lebih baik. Mendapat pemimpin-pemimpin yang bijaksana dan mampu mengayomi kepentingan para “pahlawan”  mereka.

Kepada teman-teman TKI, siapapun dan dimanapun, berbanggalah, karena kalian telah membuktikan hasil kerja kalian tidak hanya bermanfaat bagi diri dan keluarga kalian, tapi lebih dari itu …. bermanfaat kepada negara kita tercinta Indonesia.

Photo:

By Arif Darmawan


0 comments:

Post a Comment