Aktivis dan tokoh agama berkumpul di Bundaran HI pada acara "Car Free Day", Minggu (22/9), berdoa untuk Wilfrida Soik, TKW yang kini terancam hukuman mati di Malaysia. (sumber: Dok. Change.org)

Jakarta - Usai bertemu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto langsung bertolak ke Kuala Lumpur dalam agenda pertemuan dengan Tan Sri Moh Shafee Abdullah, pengacara dari Malaysia yang ditunjuk untuk membela Wilfrida Soik, TKW asal Atambua NTT yang terancam hukuman mati.

Prabowo bertolak Selasa (24/12) sekitar pukul 12.00 WIB, menggunakan pesawat pribadi ke Kuala Lumpur. Kunjungan ini juga bukan yang pertama dilakukan Prabowo. Sebelumnya ia sudah sering bolak-balik menengok keadaan Wilfrida.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sudaryono, yang mendampingi Prabowo Subianto ke Malaysia, Rabu (25/12), menjelaskan, dalam pertemuan dengan Tan Sri dan tim kuasa hukum yang menangani Wilfrida Soik, dilakukan sekitar jam 8 malam di salah satu restoran di Kuala Lumpur.

Dalam laporannya, Tan Sri melaporkan bahwa saat ini Wilfrida Soik sedang berada di Permai Hospital di Johor Baru untk menjalani psikiatrik forensik.

"Wilfrida sudah dua minggu berada di Permai Hospital" kata Tan Sri menjelaskan kepada Prabowo di sela-sela pertemuan.

Dalam kesempatan tersebut, Tan Sri juga menjelaskan bahwa Wilfrida kondisinya semakin baik. Khususnya kondisi psikologis yang berangsur-angsur membaik.
"Dia (Wilfrida) sudah mulai bergaul, olah raga, mulai belajar menjahit dan juga mengikuti tes psikologi" tambahnya.

Kondisi Wilfrida yang sudah mulai menemukan kegembiraan dengan kondisi psikologis yang semakin baik, dinilai sangat menggembirakan bagi Prabowo.

"Saya dan tentunya kita semua sangat gembira atas perkembangan Wilfrida selama menjalani psikiatrik forensik di Johor Baru. Kita semua berdoa dan berharap tentunya akan menghasilkan hal yang terbaik untuk dia, kita upayakan semaksimal mungkin," tambah Prabowo.

Persidangan kasus Wilfrida akan dilanjutkan pada tanggl 29 Desember 2013 mendatang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi. Rencananya, kuasa hukum akan mendatangkan sedikitnya tujuh orang saksi.

Dilaporkan juga bahwa dari pihak pengadilan pada awal Januari mendatang, akan ada dua dokter dari Permai Hospital yang rencananya akan terbang ke Atambua NTT untuk melakukan pemeriksaan latar belakang keluarga Wilfrida di sana.

Wilfrida didakwa membunuh majikannya akibat disiksa terus-menerus. Diduga ada pemalsuan dokumen, sehingga umurnya menjadi 21 tahun padahal ada kemungkinan dia masih anak-anak pada saat kejadian Desember 2010 lalu


Sumber Berita Satu.com

0 comments:

Post a Comment