Di negeri ginseng itu, Solihun bekerja di salah satu pabrik pembuatan sparepart (onderdil) mobil. Tak sedikit penghasilan yang berhasil dikantongi pria berusia 34 tahun itu. Namun gaji yang besar tak menyilaukan matanya. Solihun memilih pulang ke tanah air karena ingin menghabiskan hari tua bersama keluarga.
"Di Korea, saya buat handle (pegangan) mobil. Di sana sebulan saya dapat gaji Rp 15 juta. 8 Tahun saya jadi TKI," cerita Solihun kepada Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2013).
Dari TKI, kini Solihun berpaling ke dunia bisnis. Usaha apa saja dijajalnya. Mulai dari penjualan telepon seluler hingga kini mantap dengan usaha peternakan sapinya. Solihun ogah jadi TKI lagi.
"Seneng sapi sejak kecil, akhirnya itu jodoh saya. Enakan usaha sendiri, saya rasa lebih baik untuk jangka panjang. Saya nggak mau jadi TKI terus," ujarnya.
Sapi-sapi itu digemukan untuk diambil air susunya. Dari 30 ekor sapi yang dimilikinya, Solihun bisa menghasilkan pundi-pudi rupiah. Lebih banyak dari yang dihasilkannya saat menjadi TKI dulu.
"Saya dah 3 tahun tekunin sapi. Saya dapat Rp 6 juta- Rp 7 juta per setengah bulan. Setiap hari, dari 30 sapi bisa hasilkan 120 liter. Dan 1 liternya Rp 7 ribu di sini," ungkap Solihudin.
Kesuksesan Solihun pun mendapatkan apresiasi dari Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat, saat mengunjungi kediaman Solihun, dalam rangkaian Safari Ramadan ke-6 di Purwokerto, Jawa Tengah. Menurutnya, Solihun dapat menjadi motivasi bagi TKI lainnya untuk membangun desa sepulangnya dari tanah rantau.
"Ya, yang dimaksud TKI membangun negeri ya begini. Jadi waktu kerja di sana tidak boros, pulang bawa uang dan mulai berbisnis. Saya juga mohon sama Solihun bisa ajak TKI lainnya," kata Jumhur. (Ndy)
http://news.liputan6.com/read/642332/sukses-berbisnis-susu-sapi-solihun-ogah-jadi-tki-lagi
0 comments:
Post a Comment