Ilustrasi dok.tiensrumahterapi.blogspot.com |
Sakit kepala banyak penyebabnya, mulai dari ketegangan otot, gangguan aliran darah, tekanan darah tinggi, hingga tumor otak. Untuk meredakannya, Anda harus tahu dulu penyebab dan jangan sembarangan mengerik leher.
Mengerik leher belum tentu bisa meredakan sakit kepala, terlebih dengan efek samping yang ditimbulkan, yang justru dapat menambah masalah baru.
"Kalau sakitnya akibat leher, otot kaku, bagian belakang, mungkin bisa dikerik. Kalau selain otot, tidak bisa," ujar dr. M. Kurniawan, SpS, spesialis saraf dari FKUI-RSCM, saat berbincang dengan detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (5/3/2014).
Hal senada juga disampaikan dr Ayu Yuni Andini. Ia bahkan menegaskan bahwa sakit kepala tidak boleh diredakan dengan mengerik bagian leher karena justru bisa membahayakan.
"Tidak boleh dikerik atau dikerok, itu sama saja. Hanya mungkin seserang merasa enakan (sakit kepala mereda). Tapi sebenarnya tidak boleh, lebih baik dipijat. Kerik itu akan membuat pembuluh darahnya malah makin melebar," tutur dr Ayu yang berpraktik di Klinik Cempaka Putih, Jakarta Pusat, saat dihubungi terpisah.
Kerokan atau kerikan hanyalah mengalihkan rasa sakit yang diderita pasien, tetapi tidak bisa mengobati sumber penyakitnya. Kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang banyak mengandung CO2 akibat polusi, sehingga dengan teknik kerokan dapat mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah, yang membuat orang merasa lebih enakan.
Namun, kerokan biasanya dapat menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Orang yang sudah terbiasa dikerok merasa belum baikan jika belum menjalani ritual tersebut. Bahkan terlalu sering melakukan kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang masih berfungsi dengan baik, yang bisa membahayakan kesehatan.
Sumber detikHealt
0 comments:
Post a Comment