Dengan Terisak Anakkku Bertanya ke Ibunya "Kapan Bapak Pulang?"

Tak biasanya Istri saya Telepon dari Indonesia, hanya jika ada hal-hal yang penting saja atau saya yang meminta karena sudah tidak punya pulsa. Tiba-tiba HP saya Berdering, ketika saya buka ternyata istri saya yang menelpon.

Dibalik telepon terdengar suara keras isak tangis anakku. "Dek Fakhri kenapa kok nangis?", tanyaku ke anakku yag mempunyai nama panjang Fakhri Tomi Dzakwan.

"Ini dek bapak… kapan bapak pulang katanya…!" jawab istriku. Suara tangisan anakku masih terdengar tetapi tidak mau menjawab pertanyaanku.

“Dek Fakhri kangen Bapak ya? Sudah lama enggak Video Call, ayo Video call mumpung bapak lagi libur nich!” imbuhku. Tiba-tiba Tut tut tut… tanda pulsa habis.

Karena saya tidak punya pulsa, maka saya ke Warung dulu untuk membeli pulsa. Setelah pulsa saya dapat, baru saya telepon balik. Suara isak tangis sudah tidak terdengar lagi, Istriku yang mengangkat teleponnya.

"Mana dek Fakhri? " tanyaku penasaran ingin menanyakan yang sebenarnya, karena biasanya kalau lagi mood suka cerita ini itu ke Bapaknya.

"itu udah mainan sama Pakdenya", jawab istriku.

Terdengar suara lantang istriku memanggil anaknya "Deeek… ini bapak, mau ngomong enggak?" 

"Enggak, Males…" jawab anakku terdengar dari balik telepon suara ngambeknya.

Kemudian istriku menjelaskan bahwa tadi itu ibunya lagi nyuci baju dibelakang, Pakdenya lagi makan, bude sama mamas (kakak sepupu) yang kecil lagi tidur, mamasnya yang gede lagi keluar sedangkan Dek Fakhri  (Anakku) mainan sendirian  didepan TV. Tiba-tiba memanggil ibunya yang lagi nyuci di belakang dengan isak tangis “ Ibu… Ibu.. kapan bapak pulang.. ? Heee e e e e… hiks hiks hiks… air matanya pun terurai.

“ Mungkin karena merasa jenuh sendirian, atau sudah bosen dengan mainannya tiba –tiba teringat sosok bapaknya yang dulu ketika membersamai tiga bulan (pada saat pulang cuti)  pada saat ibunya nyuci masak selalu menemaninya bermain. Mulai dari main bola, naik sepeda atau sekedar menemani nonton film Oscar (Film cartoon).

Entahlah, saya tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh anak saya yang baru berusia 4 tahun itu.  Dengan spontan ibunya meneteskan air mata, menyadari bahwa sebetulnya anak kami satu-satunya membutuhkan sosok seorang bapak dalam kesehariannya. Terkadang hati terasa teriris ketika anaknya diledekin oleh teman atau saudara sepupunya yang sama-sama masih anak-anak.

“kamu enggak boleh ikut, itu bapakku… bapakmu enggak ada…”kata mereka saudara-saudara sepupunya kalau lagi enggak bersahabat. Namanya juga anak-anak…

Menurut cerita istri saya, dulu ketika masih berumur dua setengah tahunan pernah ditanyain temannya “Fakhri, ini Bapakku… kok kamu enggak punya bapak? Bapakmu mana?”

Dengan segera anakku menggandeng tangan temannya dan mengajaknya kerumah, “itu Bapakku…” kata anakku sambil tangannya menunjuk kearah foto yang dipajang di dinding.

Saya jadi membayangkan, bagaimana perasaan mereka apabila hal itu terjadi pada anak-anak yatim yang telah ditinggal orang tuanya untuk selamanya. Atau terjadi pada banyak kasus anak-anak TKW yang bapaknya tidak bertanggung jawab dan enggak jelas entah kemana dan dimana.

Benar apa kata Mas Ippho Santoso dalam seminar 7 Keajaiban Rezki yang saya ikuti beberapa tahun yang lalu di Jeddah. Kurang lebihnya seperti ini “ketika kita jauh dari anak materi bisa kita berikan, tetapi sentuhan kasih sayang tidak bisa kita berikan dan keteladanan tidak bisa kita wakilkan. Jadi kalau karena sebuah keadaan sekarang masih harus jauh dari anak-anak (menjadi TKI), hendaknya dari sekarang niatkan dan upayakan  kapan mau purna agar tidak menjadi TKI Abadi. Karena keteladanan itulah yang terpenting dalam mendidik anak.

Mohon Do’anya ya nak, semoga ini hanya sementara. Sebenarnya Bapak juga tidak ingin jauh darimu… namun untuk mewujudkan sebuah impian membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Bapak harus rela tinggkan dirimu.

Apakah anak anda juga sering bertanya begitu wahai para Pahlawan Devisa? 

Demi anak-anak kita menjadi TKI semoga hanya sementara, Selanjutnya bisa berkarya dan berpenghasilan di Negara kita. Aamiin…

Salam Positif

By Bang Tono