Suroto sudah hampir setahun ini terbaring sakit di Jeddah, Arab Saudi. Dia menjadi korban tabrak lari. Suroto lumpuh dan tak bisa bekerja lagi. Bersama istrinya, Suroto hendak pulang tapi terbentur biaya.

Hingga akhirnya, dengan kemurahan hati dan semangat persaudaraan para WNI di Jeddah, Arab Saudi mereka bahu membahu urunan untuk saudara mereka sesama warga Indonesia.

"Mereka tak ada ongkos pulang," jelas aktivis buruh Migran Indonesia, Abdul Hadi Akram saat berbincang, Selasa (20/5/2014).

Biaya itu, selain untuk ongkos pulang juga membayar denda izin kerja, Suroto dan istrinya. Dan juga untuk biaya kepulangan. Suami istri ini pulang dengan bantuan kemudahan dari Garuda Indonesia Airlines.

"Bung Tomy Wijaya Sekbid Pemberdayaan Anggota BMI-SA yang bertanggung jawab mengurus kasusnya, saat ini baru selesai mengurus dokumen yang diminta pihak penerbangan Garuda yang meminta rekomendasi atau keterangn dari Rumah Sakit, Agar Suroto dalam keadaannya sekarang bisa di perbolehkan ikut dalam penerbanganya hari ini," terang Abdul Hadi.

Setahun lalu, Suroto ditabrak saat berjalan sehabis berbuka puasa. Suroto sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

"Beruntung majiknnya yang sedang memproses agar ia menjadi sopir legalnya masih bertanggung jawab, ia langsung di larikan ke RS Sulaiman Fagieh dan mendapatkan pengobtan di sana. Saat menjalani berobat jalan/kontrol pihak Rumah sakit menolaknya dikarenakan asuransi dari majikannya sudah tidak mencukupi," terang Abdul Hadi
Hingga akhirnya, untuk pengobatan selanjutnya pencabutan besi penyangga tulang, para WNI di Jeddah urunan. Istri Suroto mengaku sudah tak punya simpanan lagi.

Kini Suroto kembali meminta pertolongan untuk pulang ke Indonesia. Para WNI sempat meminta bantuan ke KJRI Jeddah, tapi sayangnya untuk uang, staf di sana angkat tangan. Bahkan mengurus dokumen menurut Abdul Hadi sempat ada oknum yang meminta dana untuk biaya putus kontrak kerja dan lain-lain.

"Bung Tomy akhirnya mengambil dokumen Pak Suroto dan istrinya dari KJRI Jeddah. Pada hari Rabu pekan lalu, Bung Tomy nekad membawa kedua orng ini ke Tarhil Syumesi agar bisa di proses exit agar bisa pulang ke tanah air. Dan Alhamdulillah berhasil tanpa biaya dan dibantu juga dua staf KJRI baik hati yang bertugas di sana," terang Abdul Hadi.

Untuk urusan tiket pulang, ada dana 2.000 riyal dana urunan untuk Satinah yang akhirnya digunakan, dan sisanya dibantu seorang warga Saudi yang baik hati.

"Mudah-mudahan hari ini tidak ada halangan dan Pak Suroto bisa sampai ke tanah air dengan selamat," tutup Abdul Hadi.
(News detik)

0 comments:

Post a Comment