Petugas kepolisian menangkap 1.350 mukimin ilegal, 27 di antaranya termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO), di Pusat Kota Riyadh. Operasi penangkapan ini digelar atas perintah Gubernur Riyadh, Pangeran Khalid bin Bandar and Wakil Gubernur Pangeran Turki bin Abdullah.

Razia terhadap warga migran ilegal yang digelar Rabu silam merupakan kelanjutan dari operasi sebelumnya yang berhasil menjaring 750 orang di Distrik Thulaimi dan Distrik Amal.
Razia yang berlangsung selama 24 jam dan berkahir subuh Kamis silam, digelar terutama di Jalan Rail, dekat pusat perbelanjaan Batha yang terletak di pusat kota.

Warga ilegal yang ditangkap berasal dari YAMAN, PAKISTAN, INDIA, dan BANGLADESH. Mereka ditangkap karena dugaan pemalsuan dokumen, terlibat dalam tindak kejahatan, dan kabur dari majikannya.

Razia ini di bawah pengawasan langsung Mayjen Saud Bin Abdulaziz Al-Hilal, Kapolda Riyadh, asistennya Mayjen Suleiman Al-Sudais, dan Kol. Eid Al-Otaibi. Dalam operasi ini kepolisian Riyadh bekerja sama dengan Departemen Investigasi Tindak Kejahatan, Pasukan Khusus, Dinas Lalulintas, Biro yang Menangani Tindak Penipuan di Kementerian Perdagangan, Dinas Keimigrasian, dan Otoritas Bulan Sabit Saudi.

Seorang pejabat kepolisian menyebutkan, dalam razia sebelumnya 6.500 orang ditangkap, diantaranya pedagang asongan buah dan sayuran dan pekerja asing asal SUDAN dan MESIR.
“2 buah mobil curian berhasil ditemukan selama operasi,” ujar petugas kepolisian.

Sebelum melancarkan razia, pihak kepolisian terlebih dahulu mengepung lokasi guna memudahkan pemeriksaan dan menghentikan orang-orang yang dicurigai, agar tidak mencoba meloloskan diri dari tempat itu.

Selama 4 hari operasi digelar, polisi berhasil menangkap 2.360 pekerja ilegal. Mereka yang ditangkap di kawasan Hai Al-Wazarah umumnya bangsa Asia, seperti BANGLADESH, INDIA, PAKISTAN, dan SRI LANKA.

Sebelumnya selama masa amnesty otoritas keamanan telah memperingatkan warga agar melegalkan statusnya.
Sumber Berita ARAB NEWS


0 comments:

Post a Comment