oleh : DR. Martha Tilaar
Tubuh, kulit dan rambut rawan terhadap dampak buruk rokok. Mengapa rela mempertaruhkan penunjang kecantikannya dan gengsi semu yang diberikan racun asap tembakau ?
Soal makin banyaknya wanita merokok ini, menurut seorang ahli antropologi medis dari University Of Colorado, Boulder, Lucya C. Cargill, BSN, RN, MA adalah karena makin banyak wanita yang merasa bebas dan dibolehkan merokok. Menurut antropolog medis yang sudah meneliti perokok wanita di Amerika ini, puluhan tahun lalu, merokok merupakan kebiasaan di kalangan pria. Kini ketika kedudukan wanita dan pria sama, wanita merasa berhak melakukan kebiasaan pria yang satu ini.
Bagaimana dengan di Indonesia ? Jumlah perokok memang masih lebih banyak di kalangan pria (60 % pria merokok) dan wanita yang merokok 10 % (World No Tobaco Day Seminar, 31 Mei 1994). Sebelumnya dari survei yang dilakukan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1980 diperoleh, pria perokok 46,4 % dan di kalangan wanita hanya 2,4 %.
Tanpa membedakan gender, rokok disukai manusia karena berbagai alasan. Ada yang menyukai rasa dan aromanya, ada yang hanya merasa suka dengan ritual ketika mulai menyalakan, memegang dan menghembuskan asapnya. Ada dua hal yang sering dijadikan alasan untuk meneruskan kebiasaan merokok. Pertama, merokok memberikan perasaan tenang atau mengendurkan syaraf yang tegang. Kedua, merokok bertindak sebagai stimulan untuk memulai suatu pekerjaan. Kedua reaksi tubuh itu disebabkan ulah nikotin yang selanjutnya menimbulkan ketergantungan. Tapi ketergantungan terhadap rokok bisa bersifat psikologis dam fisilogis. Secara psikologis, ketergantungan terjadi karena ada orang yang merokok untuk keperluan sosial, misalnya untuk memudahkan bergaul.
Bagaimana Rokok Merusak Kecantikan
Untuk mendapatkan kulit yang indah dan bersih, tidak ada cara lain kecuali menjaga kesehatannya karena kulit yang cantik adalah kulit yang sehat. Kulit dan rambut akan sehat bila kehidupannya terselenggara dengan baik. Kulit misalnya, harus mengalami penggantian sel secara teratur. Pada kulit yang sehat, sel-sel dalam epidermisnya melewati masa hidup sampai empat minggu. Sel-sel ini tumbuh dari bawah ke atas, mati, mengelupas dan melepaskan diri. Pergantian sel ini nyaris tidak pernah kita rasakan dan sadari.
Tetapi sebaiknya Anda tahu bahwa agar dapat menyelenggarakan pergantiannya secara baik, kulit memerlukan pertolongan dari sistem lain, antara lain sistem peredaran darah. Darah sebagai pemasok makanan dan oksigen harus sampai ke permukaan kulit, melalui pembuluh darah yang sangat halus. Tanpa makanan dan oksigen yang lancar, mekanisme pergantian kulit tidak akan berlangsung semestinya.
Merokok merupakan ancaman langsung terhadap sistem peredaran darah ke seluruh tubuh. Karbonmonoksida (CO) dalam asap rokok merampas tempat oksigen (O2) dalam darah. Sebab daya ikat DO terhadap butir darah merah (haemoglobin) beratus kali lipat lebih kuat dibandingkan O2. Akibatnya jumlah oksigen dalam darah para perokok hanya sedikit. Hal ini akan langsung berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh termasuk kulit, warna kulit, kelembaban kemulusan dan kekencangan.
Pertama, nikotin dalam rokok menyebabkan pembuluh darah halus mengerut. Akibatnya pasokan dari makanan dan oksigen berkurang. Kulit kekurangan makanan dan akan terlihat suram serta pucat. Selain nikotin, musuh kulit yang datang dari rokok adalah sekelompok zat beracun yang disebut zat adelhides. Ini ada kaitannya dengan teori penuaan kulit yang disebut Reaksi Silang ( cross linked reaction ). Ada reaksi antar molekul besar dalam sel kulit, antara lain, molekul protein, kolagen dan elastin. Kolagen adalah jaringan penunjang utama yang mengencangkan kulit, sedangkan elastin adalah serat pembalik yang membuat kulit lentur. Zat racun tadi merangsang reaksi silang antar molekul penting pembentuk kulit yan mengakibatkan elastin menjadi kaku dan kolagen mengendur.
Perusakan kulit oleh rokok tidak berhenti sampai disitu saja. Menurut penulis buku kecantikan, zat benzopyrene juga berbahaya. Zat ini merampas vitamin C masuk ke dalam tubuh. Menurut Family Health Encyclopedia, satu batang rokok saja sudah merusak 25 gram vitamin C. Padahal, vitamin C bisa menghalangi radikal bebas yang menggerogoti sel-sel sehat sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua.Sumber yang sama mengungkapkan bahwa perokok mengalami penuaan dan pengeriputan kulit yang lebih cepat, karena menghisap dan menghembuskan asal rokok akan meninggalkan jejak yang akan menetap sebagai kerutan di sekitar mulut dan bibir.
Efek buruk rokok tidak hanya pada kesehatan dan kecantikan kulit, tetapi juga pada rambut dan gigi. Tidak sulit menandai perokok dan bukan perokok dari jari dan giginya, karena nikotin meninggalkan noda. Efek yang langsung terlihat adalah mata yang sembab. Hal ini juga akan mempengaruhi penampilan.
Memang tidak mudah meninggalkan kebiasaan yang sudah jadi gaya hidup seperti merokok. Padahal sebenarnya kebiasaan yang jelas merugikan ini dapat dengan mudah juga dibuang, terutama kalau dipertimbangkan konsekuensinya. Relakah Anda menukar kecantikan dengan kenikmatan semu tembakau yang tak lain adalah racun ?(Yayasan Jantung Indonesia/Idh)
Sumber Berita M.INDOSIAR
0 comments:
Post a Comment