Dilema pembantu Rumah Tangga
Ketergantungan keluarga Arab Saudi terhadap pembantu rumah tangga sampai ke tahap yang mengkawatirkan. Bagaimana tidak? Anak-anak tersingkirkan dari kasih sayang dan kehadiran orangtuanya. Alhasil, anak lebih dekat kepada pembantu ketimbang ibunya. Agar anaknya bisa segera bobo, sang ibu terpaksa membawanya ke kamar pembantu terlebih dahulu. Ia berdalih pembantunya begitu sayang kepada anaknya dan tidak menelantarkannya.
Sejumlah ibu mengakui sakit rasanya saat melihat anaknya dimarahi pembantu karena nakal. Namun, mereka menyadari marahnya pembantu itu masih dapat diterima, bukan berarti galak. Namun, ada juga yang pembantu yang judes dan membantah saat ditegur, kadang malah mengancam minta dipulangkan ke negaranya. Ada pula yang tegas menolak dipasrahi anak. Ia berdalih bahwa tugasnya adalah membereskan pekerjaan rumah bukan mengurus anak. “Kalau minta ngasuh anak, bayar lebih, dong,” kilahnya.
Memang di jaman yang butuh gerak cepat ini kehadiran pembantu di tengah keluarga Saudi untuk menangani pekerjaan rumah tangga sangat dibutuhkan. Namun tidak berarti pula semua kewajiban keluarga termasuk pengasuhan anak diserahkan kepada pembantu. Tidakkah telah terdengar kisah tentang penyiksaan pembantu terhadap anak, bahkan ada pula kekerasan yang berujung pembunuhan. Oleh sebab itu, batasilah peranan pembantu hanya pada urusan penanganan pekerjaan rumah tangga. Pengabaian dan ketergantungan yang berlebihan berujung kepada sejumlah persoalan.
Percayakan pengasuhan anak kepada Pusat Penitipan Anak bila orangtunya berangkat bekerja. Dirikanlah sebanyak mungkin pusat pelayanan serupa baik itu yang dikelola swasta maupun pemerintah, sehingga ketergantungan terhadap pembantu bisa dikurangi.
Fatimah Al-Hajri, seorang penggiat sosial, berpendapat kehidupan sosial kini telah jauh berubah ketimbang jaman kekak-nenek kita dulu. Kehadiran pembantu di sebuah rumah, terutama rumah-rumah besar, memang dibutuhkan, saat sang ibu rumah tangga tidak mempu mengurusnya sendiri. “Wajar saja mencari bantuan seorang pembantu, tapi yang tidak wajar adalah ketika menyerahkan pengasuhan dan kepedulian terhadap anak diserahkan kepada pembantu.
(SAUDIGAZETTE, JUMAT 24 JANUARI 2014, HALAMAN 2)
Dirangkum oleh Fauzy Chusny di Group KJRI Jeddah
0 comments:
Post a Comment